Customer Awareness

5 KIAT MENGHINDARI PEMBOBOLAN REKENING

Maraknya kejadian pembobolan rekening melalui eksploitasi kelemahan sistem layanan ATM dan juga SMS serta Internet banking menunjukkan semakin canggihnya para penjahat cyber. Pihak perbankan harus memiliki sistem pengamanan yang kuat dan terus ditingkatkan kemampuannya dari waktu ke waktu untuk antisipasi berbagai jenis upaya kejahatan yang terus berubah dan berkembang.

Meskipun demikian, agar terhindar dari tindak kriminal, diperlukan juga peran aktif nasabah. Karena di dalam dunia keamanan dikenal istilah “your security is my security”. Semua pihak harus melakukan peningkatan pengetahuan dan pemahaman bahwa di dalam pemanfaatan berbagai macam layanan yang berbasis teknologi, selain memudahkan juga terdapat resiko yang harus diwaspadai.

Berikut ini adalah 5 kiat untuk menghindari aksi pembobolan rekening ini:

1. Kenali

  • Kenali layanan yang digunakan dan cermati bagaimana cara kerja teknologinya serta pahami aturan serta prosedur yang diterapkan terutama di dalam aspek pengamanan. Bank memiliki banyak produk dan layanan, sudah sepatutnya nasabah memahami dan dapat membedakan karakteristiknya. Contoh layanan SMS/mobile banking dan Internet banking pada prinsipnya adalah perluasan dari layanan ATM namun dengan fitur yang lebih terbatas dibandingkan ATM. Artinya, tidak semua fitur yang tersedia di ATM (misalnya ganti PIN) bisa digunakan pula di SMS/mobile banking atau Internet banking.
     
  • Nasabah juga perlu mengetahui, bahwa untuk dapat menggunakan SMS/mobile banking dan Internet banking, terlebih dahulu harus memiliki kartu ATM dan PIN yang nanti akan digunakan untuk aktivasi/ mendaftar. Bila nasabah telah paham kondisi ini, maka ybs. dapat memilih untuk menggunakan atau tidak menggunakan layanan tersebut sesuai kebutuhannya. Sebab tidak semua orang memanfaatkan online banking bahkan kartu ATM pun belum tentu digunakan. Sementara sebagian bank, terutama yang sudah online seolah menerapkan keharusan setiap nasabah untuk memiliki kartu ATM.
     
  • Setelah memahami karakteristik layanan, maka selanjutnya nasabah juga perlu mengetahui cara kerja teknologi yang bekerja di balik layanan tersebut. Edukasi semacam ini seharusnya menjadi tanggung jawab bank dan atau pihak penyedia teknologi seperti misalnya operator selular dan provider Internet. Yang paling penting di dalam edukasi ini adalah untuk menanamkan pemahaman dan disiplin kepada nasabah prosedur pemanfaatan layanan dan teknologi yang benar, mengenali kelemahannya dan juga sekaligus tata cara pengamanannya. Dengan memahami resiko, nasabah akan lebih waspada.

2. Pahami

Khusus untuk layanan yang menggunakan kartu sebagai media, ATM, debit, voucher elektronik, kartu kredit, dlsb. perlu diketahui jenis kartu yang dipakai. Pada prinsipnya saat ini ada 2 jenis kartu yaitu:

  • Magnetic stripe card, mengikuti standar ISO/IEC untuk ukuran, bentuk, karakteristik bahan magnetik yang digunakan,penempatan jalur pita magnetik, hingga format penyimpanan data. Prinsipnya kartu jenis ini menyimpan data di dalam pita magnetik yang kemudian dapat dibaca ulang menggunakan alat yang memiliki head pembaca seperti di dalam perangkat tape recorder, dengan cara digesekkan. Masyarakat awam menyebut jenis kartu ini dengan istilah “kartu gesek” atau “swipe card”. 
     
  • Kartu dengan teknologi baru adalah jenis chip/smart card. Bentuknya seperti yang digunakan pada telepon selular (GSM/CDMA SIM/RUIM card). Ukuran dan formatnya diatur oleh standar internasional (ISO). Chip tersebut bisa berfungsi sebagai memori saja maupun juga sebagai mikroprocessor atau sekaligus keduanya. Pada dasarnya adalah sistem komputer dalam satu chip yang ditanamkan pada kartu plastik.
     
  • Cara kerjanya dapat melalui kontak langsung dengan cara ditancapkan maupun secara nirkabel, cukup ditempelkan dari jarak dekat pada mesin pembaca atau kombinasi keduanya (hybrid) dan dapat digabungkan dengan teknologi lainnya seperti RFID maupun biometric system. Biasanya chip card ini juga masih dipasang magnetic stripe untuk kebutuhan backward compatibility (kompatibilitas mundur), terutama untuk aplikasi di sektor perbankan. Karena belum semua jaringan layanan perbankan seperti mesin ATM, EDC telah memiliki kemampuan pembacaan dan pengolahan smart card. Sehingga magnetic stripe tetap dipasang di kartu yang sama sebagai backup.
     
  • Kelebihan smart card terutama adalah kemampuan pengolahan transaksi secara offline. Artinya tidak harus terkoneksi real time ke server atau pengolah pusat. Ini dimungkinkan karena seluruh data pada dasarnya telah ditanamkan di dalam chip, bukan hanya identitas tetapi juga termasuk besarnya saldo atau dana yang tersedia. Bahkan dimungkinkan melakukan transaksi langsung dari user ke user tanpa melalui bank. Sehingga kartu jenis ini dapat digunakan untuk beberapa fungsi sekaligus misalnya saja sebagai kartu ATM/debit dan juga sebagai kartu kredit dan voucher sekaligus, jadi praktis.
     
  • Smart card juga relatif lebih aman dibanding pendahulunya. Karena memiliki kemampuan processing sendiri selain sebagai memori, maka relatif lebih sulit digandakan dibandingkan jenis kartu magnetic stripe yang bersifat hanya sebagai memori saja. Perlu peralatan khusus untuk mencetak smart card yang harganya jauh lebih mahal dan oleh vendor hanya disediakan dalam jumlah terbatas.

3. Amankan

  • Apabila kartu rusak, terlipat, patah ataupun hilang, segera lakukan pemblokiran dan minta pengganti. Catat nomor telepon hotline, customer service, fax dan alamat resmi bank penerbit kartu. Gandakan catatan ini pada beberapa tempat yang berbeda namun mudah diakses pada saat genting.
     
  • Langkah pengamanan sendiri (self protection) yang perlu dilakukan adalah mengganti PIN ATM, kartu debit/kredit, SMS/mobile banking dan password Internet banking anda sesering mungkin. Selain itu simpanlah PIN di tempat aman dan sandikan catatan itu dengan cara anda sendiri (misalnya dengan menyisipkan angka tambahan), sehingga orang lain tidak mudah menebak PIN anda. Sedang untuk password, sebaiknya gunakan kombinasi alfanumerik dan karakter spesial apabila diijinkan oleh sistem. Gunakan frasa panjang (lebih dari 8 karakter) yang tidak mudah dimengerti maknanya secara harfiah. Yang terakhir, jangan pernah memberitahukan PIN dan password kepada siapapun termasuk kepada petugas bank dengan alasan apapun. Karena itu pintu masuk segalanya.

Musuh utama masalah keamanan adalah perilaku (behaviour) manusia itu sendiri, kebiasaan buruk yang diabaikan (permisif). Sebagian besar insiden terjadi akibat eksploitasi kelemahan secara sosial, sehingga tekniknya disebut dengan social engineering (rekayasa sosial). Modus penipuan mengaku undian berhadiah atau petugas bank yang sedang melakukan perawatan atau orang yang mengaku petugas bank dan memberikan bantuan adalah contoh rekayasa sosial tersebut.

4. Waspada

  • Jangan pernah memberikan informasi PIN, password dan data pribadi yang biasa digunakan untuk otorisasi perbankan kepada siapapun dengan alasan apapun termasuk pada customer service bank. Data pribadi seperti misalnya nama gadis ibu kandung dan lainnya, walaupun bukan informasi yang rahasia, namun oleh bank selalu dijadikan kata kunci otentikasi identitas nasabah. Sekarang banyak sekali pihak ketiga (misalnya perusahaan asuransi) dengan alasan ada kerja sama dengan pihak bank penerbit kartu, menawarkan produknya secara telemarketing dan anda diminta memberikan informasi pribadi tertentu dengan alasan untuk keperluan otentikasi. Resikonya, apabila ternyata bukan telemarketing tetapi dari sindikat pelaku fraud yang mencoba mengkorek data dan informasi pribadi, anda tidak pernah tahu dan seolah diposisikan tidak bisa melakukan cross check dalam situasi ini. Lebih bijaksana bersikap tidak mudah percaya dan tetap cross check.
     
  • Berhati-hati apabila menerima tawaran dari telemarketing, karena biasanya persetujuan yang anda berikan akan diterjemahkan sebagai kesediaan untuk melakukan auto debet terhadap account anda. Ini berbahaya, lebih baik bila kurang yakin, anda meminta waktu untuk melakukan konfirmasi kepada bank penerbit apakah benar pihak bank punya kerjasama dengan pihak telemarketing tersebut dan bagaimana aturan main serta risikonya. Atau tolak tawaran (telemarketing) itu. Kalau anda tertarik, cukup anda tanyakan kepada petugs telemarketing tsb. nama produk dan siapa penyelenggaranya. Selanjutnya anda sendiri bisa inisiatif yang menghubungi penyelenggara jasa itu dan meminta untuk dilayani. Cara ini lebih aman, lakukan cross check, walau ini perlu partisipasi aktif anda.
     
  • Banyak modus kejahatan melakukan eksploitasi psikologis (bagian dari social engineering), seperti di dalam tawaran telemarketing atau undian berhadiah. Manusiawi apabila untuk sesaat seseorang akan merasakan euforia ketika diberikan ucapan selamat karena mendapatkan hadiah besar. Tetapi harus tetap waspada dan selalu melakukan cross check walaupun biasanya pelaku akan menekan dengan cara memberikan ancaman halus berupa batas waktu. Sesungguhnya anda tetap punya waktu untuk melakukan cross check. Demikian juga dengan modus penipuan lain, seperti misalnya berita darurat (sanak keluarga memerlukan tindakan medis segera) ataupun perintah misterius dari seseorang yang mengaku sebagai petugas/aparat keamanan. Informasi pribadi milik anda bisa saja digunakan untuk memperdaya orang terdekat anda atau sebaliknya. Siapapun akan mengalami kepanikan apabila ada kabar orang terdekat dalam kondisi kritis, apalagi si pemberi kabar mampu meyakinkan memberikan data-data pribadi yang sangat akurat, sehingga lalai untuk melakukan cross check.
     
  • Modus kejahatan skimming sebenarnya tidak hanya dilakukan di mesin ATM, namun juga terjadi pada transaksi di mesin EDC counter merchant. Bahkan modus ini relatif lebih mudah dilakukan pelaku bila dibandingkan dengan ATM skimmer karena tidak diperlukan kamera pengintip. Pilih merchant yang anda yakini benar reputasinya. Awasi terus keberadaan kartu anda ketika berada di counter merchant, jangan biarkan kartu dibawa kemana-mana dan digesek ke mesin EDC yang berbeda berkali-kali. Lebih baik anda membatalkan transaksi, tidak usah menandatangani apapun dan laporkan ke bank penerbit apabila curiga dengan kondisi di suatu counter merchant. 
     
  • Kalau memungkinkan periksa kondisi mesin EDC, apakah nampak ada perangkat tambahan atau sambungan kabel tambahan yang mencurigakan. 
     
  • Periksalah kondisi mesin ATM. Perhatikan mulut lubang card reader, apakah ada bekas lem, tempelan atau benda lain yang mencurigakan (karena tidak seharusnya berada di situ). Untuk memastikannya, goyangkan sedikit apabila ada benda asing di sekitar mesin ATM (misalnya kotak pengumuman yang ada di samping mesin ATM), celah di sekitar mesin atau di atap, untuk memeriksa apakah tidak ada peralatan tersembunyi di dalamnya, misalnya kamera. Pastikan mulut lubang card reader ATM telah dilindungi dengan tutup anti skimmer. Cermati apa papan tombol numerik (keyboard) telah dilindungi dengan penutup.
     
  • Kewaspadaan yang sama harus anda terapkan ketika menggunakan Internet banking. Syarat utama yang harus dipenuhi adalah memastikan bahwa terminal akses yang anda gunakan aman. Gunakan selalu terminal akses milik anda sendiri (misalnya laptop) yang anda yakini kemanannya. Bila anda menggunakan terminal akses publik (misalnya di warnet, di kampus, di kantor) atau milik orang lain maka pastikan bahwa terminal tersebut bersih dari virus, trojan dan aplikasi berbahaya seperti key logger. Anda harus melakukan hard booting terlebih dahulu sebelum bertransaksi untuk menghapus sejumlah program jahat yang mungkin residen di memori (misalnya key logger) dan melakukan scan menyeluruh dengan anti virus serta anti malware terbaru (sejumlah aplikasi tools pemeriksa ini bisa anda pasang di sebuah media penyimpan USB portabel). Proses ini perlu waktu.
     
  • Anda juga harus membiasakan akses dengan menggunakan browser yang aman atau menggunakan aplikasi browser portabel milik anda sendiri. Beberapa layanan Internet banking sudah menyediakan keyboard virtual pada halaman web sehingga anda tidak perlu memasukkan satu huruf atau angka pun dari keyboard komputer. Cara ini lebih aman, namun ternyata belum semua bank menerapkan. Anda juga harus dapat mengenali model penipuan menggunakan teknik phising dan bagaimana cara menghindarinya serta disiplin untuk tidak mengaktifkan opsi fitur otomatis merekam username dan password. Setiap kali selesai melakukan transaksi, hapus pula cookies dan cache. Menggunakan layanan SMS/mobile banking adalah jenis transaksi yang paling tidak aman karena hanya mengandalkan otentikasi berdasarkan nomor HP dan PIN. Tidak ada cara pengamanan tambahan misalnya koneksi yang terenkripsi, metode otentikasi tambahan dan pemakaian token atau one time access code. Anda perlu mengetahui bahwa nomor HP (di Indonesia hampir semua operator menggunakan SIM/RUIM card) dapat dengan mudah digandakan (cloning). Sedang PIN dapat dengan diperoleh misalnya melalui social engineering. 

5. Pilih Tempat Yang Aman

Ketika anda akan bertransaksi di mesin ATM, hal pertama yang harus anda lakukan adalah mencari mesin ATM yang sekiranya aman. Pilihlah mesin ATM yang berada di tempat terbuka dan selalu ramai dikunjungi dan selalu diawasi keamanannya, misalnya di pusat perbelanjaan. Hindari mesin ATM yang berada di lokasi yang terpencil, gelap, sepi dan tanpa penjagaan atau pengawasan. Kalau anda sedang terburu-buru, tidak sempat memeriksa kondisi mesin ATM maka langkah paling aman adalah menggunakan outlet yang ada di bank itu sendiri. Setiap kantor cabang, biasanya kini telah menyediakan mesin ATM yang relatif terjaga kondisinya karena ada petugas keamanan 24 jam (walaupun perlu dipahami bahwa tugas petugas keamanan sebenarnya bukan mengamankan mesin ATM, melainkan menjaga kantor cabang – mesin ATM termasuk properti kantor tsb).

BPD Bali Highlight

Peduli Lingkungan, Bank BPD Bali Gelar Aksi Bersih Bersih Pantai

Selengkapnya  

Menjelang HUT Ke-62, Bank BPD Bali Laksanakan Persembahyangan Bersama

Selengkapnya  

Digelar Donor Darah Serangkaian HUT Bank BPD Bali ke-62

Selengkapnya  


Copyright © 2021 PT. Bank Pembangunan Daerah Bali. All Rights Reserved.